Menjaga kesehatan di usia lanjut tidak cukup hanya dengan makan teratur dan olahraga ringan. Lansia juga memerlukan asupan vitamin dan mineral yang tepat, salah satunya adalah vitamin D. Vitamin ini memiliki peran penting dalam menjaga kekuatan tulang, imunitas, hingga kesehatan mental. Sayangnya, banyak lansia yang kekurangan vitamin D karena kurangnya paparan sinar matahari dan perubahan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia.
Di artikel ini, kamu akan menemukan penjelasan lengkap tentang apa itu vitamin D, manfaatnya bagi lansia, sumber alami dan tambahan yang bisa dikonsumsi, serta risiko yang dapat timbul jika tubuh kekurangan vitamin D. Yuk, simak sampai habis agar kamu bisa membantu orang tua atau kerabat lansia tetap sehat dan aktif!
Apa Itu Vitamin D?
Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang berfungsi utama untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor dari makanan. Dua mineral ini sangat penting untuk membangun dan mempertahankan kekuatan tulang dan gigi. Vitamin D berbeda dari vitamin lainnya karena bisa diproduksi langsung oleh tubuh saat kulit terkena sinar matahari, khususnya sinar ultraviolet B (UVB).
Namun, kemampuan tubuh memproduksi vitamin D dari sinar matahari akan menurun seiring bertambahnya usia. Pada lansia, produksi vitamin D dari kulit bisa menurun hingga 75% dibandingkan saat masih muda. Selain itu, gaya hidup yang lebih banyak di dalam ruangan dan penggunaan pakaian tertutup saat keluar rumah juga membatasi paparan sinar matahari.
Itulah sebabnya, lansia termasuk kelompok yang berisiko tinggi mengalami kekurangan vitamin D dan perlu mendapat perhatian khusus terkait asupan hariannya.
Manfaat Vitamin D untuk Lansia
Vitamin D bukan hanya penting untuk anak-anak yang sedang tumbuh, tapi juga sangat vital bagi lansia. Berikut ini adalah beberapa manfaat vitamin D untuk lansia agar tetap sehat dan bugar:
1. Menjaga Kesehatan Tulang dan Mencegah Osteoporosis
Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium secara optimal. Kalsium adalah komponen utama pembentukan tulang. Pada lansia, kekurangan vitamin D bisa menyebabkan tulang menjadi rapuh dan meningkatkan risiko osteoporosis, yaitu kondisi di mana tulang menjadi keropos dan mudah patah, terutama di bagian pinggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang.
2. Meningkatkan Kekuatan Otot dan Mencegah Jatuh
Seiring bertambahnya usia, massa otot akan menyusut dan kekuatan tubuh menurun. Vitamin D berperan penting dalam menjaga fungsi otot tetap optimal. Beberapa studi menunjukkan bahwa lansia dengan kadar vitamin D cukup memiliki kekuatan otot yang lebih baik dan risiko jatuh yang lebih rendah.
3. Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
Vitamin D juga memiliki peran dalam mengatur respons imun tubuh. Kekurangan vitamin D dapat membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi seperti flu, pneumonia, hingga COVID-19. Dengan kadar vitamin D yang cukup, daya tahan tubuh lansia bisa meningkat dan lebih mampu melawan penyakit.
4. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosional
Studi menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan suasana hati seperti depresi. Pada lansia, kondisi ini cukup umum terjadi dan bisa berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan. Vitamin D berkontribusi dalam produksi hormon serotonin, yang berperan dalam mengatur suasana hati dan rasa bahagia.
5. Menurunkan Risiko Penyakit Kronis
Vitamin D juga berhubungan dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi. Meskipun penelitian masih terus berjalan, banyak hasil awal yang menunjukkan bahwa asupan vitamin D yang cukup dapat mendukung kesehatan jangka panjang lansia.

Sumber Vitamin D
Ada tiga cara utama untuk mendapatkan vitamin D:
1. Sinar Matahari
Sumber utama vitamin D adalah paparan sinar matahari langsung. Lansia disarankan berjemur di pagi hari sekitar pukul 07.00–09.00 selama 10–15 menit setiap hari. Hindari sinar matahari tengah hari yang terlalu terik karena bisa merusak kulit. Pastikan sebagian kulit seperti lengan atau kaki terbuka agar sinar matahari bisa terserap dengan baik.
2. Makanan yang Kaya Vitamin D
Beberapa jenis makanan secara alami mengandung vitamin D, seperti:
- Ikan berlemak (salmon, sarden, makarel, tuna)
- Minyak hati ikan cod
- Telur (terutama kuning telur)
- Hati sapi
- Produk susu dan sereal yang difortifikasi dengan vitamin D
Meskipun makanan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin D, jumlahnya biasanya tidak cukup jika dikonsumsi sendiri tanpa bantuan sinar matahari atau suplemen.
3. Suplemen Vitamin D
Jika paparan sinar matahari dan asupan makanan tidak mencukupi, dokter bisa merekomendasikan suplemen vitamin D. Untuk lansia, dosis umumnya berkisar antara 800 hingga 2.000 IU (International Units) per hari, tergantung kebutuhan individu dan hasil pemeriksaan darah. Jangan mengonsumsi suplemen tanpa anjuran medis karena kelebihan vitamin D juga bisa menimbulkan efek samping.
Risiko Kekurangan Vitamin D
Kekurangan vitamin D pada lansia bisa menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang memengaruhi kualitas hidup. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain:
- Osteomalasia (pelunakan tulang)
Berbeda dengan osteoporosis, osteomalasia membuat tulang terasa nyeri, mudah bengkok, dan lemah karena kurangnya mineralisasi akibat kekurangan vitamin D. - Peningkatan risiko jatuh dan patah tulang
Otot yang lemah dan tulang yang rapuh membuat lansia lebih mudah jatuh, yang bisa mengakibatkan patah tulang serius. - Gangguan kekebalan tubuh
Lansia yang kekurangan vitamin D lebih rentan terhadap infeksi karena sistem imun yang lemah. - Masalah kognitif dan mood
Kekurangan vitamin D dikaitkan dengan penurunan fungsi otak, ingatan yang menurun, serta risiko demensia dan depresi.
Karena itu, penting untuk memeriksakan kadar vitamin D secara berkala, terutama jika lansia jarang terpapar sinar matahari atau memiliki gejala seperti kelelahan, nyeri otot, atau penurunan kekuatan tubuh.
Vitamin D bukan hanya vitamin biasa, tapi salah satu kunci utama menjaga kesehatan lansia secara menyeluruh. Mulai dari menjaga tulang tetap kuat, meningkatkan imun tubuh, hingga membantu menjaga suasana hati tetap stabil, semua bisa didukung oleh vitamin ini. Lansia perlu mendapat asupan vitamin D dari sinar matahari, makanan, dan bila perlu suplemen yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Yuk, mulai perhatikan asupan vitamin D orang tua atau kerabat lansia di sekitarmu. Dengan langkah sederhana ini, kamu bisa membantu mereka menikmati masa tua dengan tubuh yang sehat dan semangat yang tetap ceria!