Inkontinensia urine, atau kondisi sulit menahan buang air kecil, sering dianggap sebagai masalah yang harus diterima begitu saja, terutama oleh lansia atau wanita pasca melahirkan. Padahal, kondisi ini bisa diatasi dengan berbagai metode pengobatan.
Jika dibiarkan, inkontinensia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Nah, yuk kenali lebih dalam cara mengatasinya!
Apa Itu Inkontinensia Urine?
Inkontinensia urine adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat mengontrol keluarnya urin secara tiba-tiba. Penyebabnya beragam, mulai dari melemahnya otot kandung kemih, gangguan saraf, efek pasca melahirkan, hingga faktor penuaan.
Menurut WHO, sekitar 200 juta orang di seluruh dunia mengalami inkontinensia urine, dengan wanita lebih rentan terkena dibanding pria.
Apakah Inkontinensia Urine Bisa Sembuh?
Kabar baiknya, inkontinensia urine bisa diatasi. Metode pengobatannya bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa kasus bisa membaik dengan perubahan gaya hidup dan latihan otot, sementara kasus lain mungkin memerlukan terapi medis atau operasi.
Metode Pengobatan Inkontinensia Urine
Berikut beberapa cara yang bisa membantu mengatasi inkontinensia urine:
1. Latihan Kegel: Perkuat Otot Kandung Kemih
Latihan Kegel adalah salah satu metode paling populer untuk mengatasi inkontinensia urine ringan hingga sedang. Latihan ini bertujuan untuk memperkuat otot dasar panggul yang mengontrol keluarnya urin.
Cara melakukan Kegel:
- Kencangkan otot panggul seperti menahan buang air kecil.
- Tahan selama 3-5 detik, lalu rileks.
- Ulangi 10-15 kali, 3 kali sehari.
Menurut penelitian yang diterbitkan di International Urogynecology Journal, latihan Kegel bisa mengurangi gejala inkontinensia hingga 70% jika dilakukan secara rutin selama beberapa bulan.
2. Bladder Training: Melatih Kandung Kemih
Bladder training adalah metode untuk mengajarkan kandung kemih menahan urin lebih lama. Teknik ini cocok untuk penderita inkontinensia urgensi, di mana seseorang sering merasa ingin buang air kecil secara mendadak.
Cara melakukan bladder training:
- Tentukan jadwal ke toilet, misalnya setiap 2 jam sekali.
- Tambah interval waktu secara bertahap hingga kandung kemih bisa menahan urin lebih lama.
- Gunakan teknik relaksasi saat dorongan ingin buang air kecil muncul.
3. Pola Makan Sehat: Hindari Pemicu
Beberapa makanan dan minuman bisa memperburuk inkontinensia urine. Hindari konsumsi berlebihan dari:
- Kafein (kopi, teh, soda)
- Alkohol
- Makanan pedas
- Makanan tinggi gula dan asam (seperti jeruk dan tomat)
Sebaliknya, perbanyak konsumsi makanan kaya serat untuk mencegah sembelit, yang dapat memberi tekanan berlebih pada kandung kemih.
4. Menurunkan Berat Badan
Bagi penderita inkontinensia yang kelebihan berat badan, menurunkan berat badan 5-10% bisa membantu mengurangi tekanan pada kandung kemih dan mengurangi kebocoran urin.
5. Terapi Obat
Jika latihan dan perubahan gaya hidup belum cukup efektif, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan seperti:
- Antikolinergik: Mengurangi kontraksi kandung kemih yang berlebihan.
- Duloxetine: Membantu memperkuat otot sfingter uretra.
Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
6. Penggunaan Alat Bantu
Untuk wanita, pessary dapat membantu menopang kandung kemih dan mencegah kebocoran. Sementara itu, bagi pria dengan masalah prostat, kateter atau alat penyangga uretra bisa digunakan.
7. Operasi untuk Kasus yang Parah
Jika semua metode di atas tidak berhasil, prosedur medis seperti sling procedure, Botox untuk kandung kemih, atau stimulasi saraf sakral bisa menjadi pilihan. Menurut American Urological Association, tingkat keberhasilan operasi inkontinensia mencapai 85-90% pada kasus tertentu.
Inkontinensia urine bukanlah kondisi yang harus diterima begitu saja. Dengan kombinasi latihan, perubahan gaya hidup, terapi medis, dan dalam beberapa kasus, operasi, masalah ini bisa dikontrol atau bahkan sembuh total.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami inkontinensia urine, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan solusi terbaik.